Memaafkan dan Melupakan
Bacaan Alkitab: Kolose 3:13
Kolose 3:13 - "Sabarlah kamu
seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang
seorang menaruh dendam terhadap yang lain. Sama seperti Tuhan telah mengampuni
kamu, kamu perbuat jugalah demikian."
Alyssa pernah merasa sangat kecewa
ketika sahabatnya, Clara, menyebarkan rahasianya kepada orang lain. Ia merasa
dikhianati dan ingin membalasnya. Namun, saat ia membaca Kolose 3:13,
"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang
lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain. Sama seperti Tuhan
telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian," hatinya mulai
luluh. Ia menyadari bahwa menyimpan dendam hanya akan membuatnya semakin
terluka dan jauh dari Tuhan.
Mengampuni bukan berarti melupakan
begitu saja, tetapi melepaskan beban kebencian yang menghambat kita. Tuhan
memerintahkan kita untuk mengampuni, karena Dia sendiri telah lebih dulu
mengampuni kita. Ketika kita belajar untuk memaafkan, kita tidak hanya membebaskan
orang lain, tetapi juga membebaskan diri kita sendiri dari kepahitan.
Terkadang, kita berpikir bahwa memaafkan adalah tanda kelemahan, tetapi
sesungguhnya, memaafkan adalah tanda kekuatan sejati. Dibutuhkan keberanian dan
hati yang besar untuk melupakan kesalahan orang lain dan melanjutkan hidup
dengan damai.
Sebagai remaja Kristen, kita dapat
membawa damai dengan memilih untuk memaafkan, bukan mendendam. Dengan hati yang
dipenuhi kasih dan pengampunan, kita menjadi terang di tengah dunia yang penuh
kebencian dan konflik. Ada begitu banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari di
mana kita bisa menerapkan prinsip ini. Ketika seorang teman mengecewakan kita,
kita bisa memilih untuk berbicara dengannya dengan kepala dingin daripada
langsung marah. Ketika kita merasa disakiti, kita bisa berdoa dan meminta Tuhan
memberi kita kekuatan untuk mengampuni. Saat kita belajar memaafkan, kita akan
menemukan bahwa hati kita menjadi lebih ringan dan damai.
Mengampuni memang tidak mudah. Ada
kalanya kita harus bergumul dengan perasaan sakit hati dan kecewa. Namun,
ketika kita menyerahkan semuanya kepada Tuhan, Dia akan memberikan kita
kekuatan untuk melepaskan dendam dan menggantinya dengan kasih. Dengan begitu,
kita tidak hanya menjadi pembawa damai bagi diri sendiri, tetapi juga bagi
orang-orang di sekitar kita. Tuhan ingin kita hidup dalam kasih, bukan dalam
kebencian. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk mengampuni dengan tulus,
seperti Tuhan telah mengampuni kita.
"Mengampuni adalah hadiah terbaik
yang bisa kita berikan, bukan hanya kepada orang lain, tetapi juga kepada diri
kita sendiri." -
Lewis B. Smedes
Komentar
Posting Komentar